Kamis, 08 Januari 2015

Masterpiece Kreativitas


MASTERPIECE

M.OKTORIANTA.BANGUN

111301119





Berikut adalah Puisi yang saya buat dengan mengambil inspirasi dari sebuah Manga (Komik jepang)  karya Ishida Sui.
Puisi ini bertemakan duka, duka atas hilang atau matinya bagian diri kita yang harus ditinggalkan demi melanjutkan hidup. Tema manga ini sendiri berputar dalam prinsip teori eksistensialisme. 
Sang protagonis Ken Kaneki adalah seorang anak kuliahan biasa, namun dalam sebuah insiden dia dirubah menjadi sejenis ras makhluk  yang menjadikan manusia sebagai makanan "Ghoul"  dan hanya bisa memakan manusia untuk hidup. Namun, karena satu dan lain hal, dia hanya menjadi "separuh" mahkluk itu, dan tetap mempertahankan kemanusiaannya dalam suatu kuantitas.
Garis besar ceritanya adalah tentang bagaimana Ken coping dengan kenyataan bahwa dia bukan lagi manusia, setidaknya tidak sepenuhnya namun juga bukan ghoul.
Saya suka dengan tema seperti ini, dan bagaimana Ken harus memilih untuk meninggalkan dirinya yang dulu untuk bertahan hidup di dunia yang tidak lagi menerimanya.





VIGIL


Siapa?

Aku tidak menjawab

Ketahuilah

Tidak ada tempat di dunia bagi mereka yang tidak menanyakan itu pada diri mereka

Aku berjalan seakan tidak tahu apa apa

Aku tetap bertahan dengan keras kepala

Pada sebuah benang tipis, takut dan gemetaran demi bisa bertanya "Siapa?

Aku tidak menjawab

Aku tak ingin meninggalkanmu sendiri, tidak seperti ini

Aku akan mengambil wajahmu dan bertarung atas namamu

Darah akan kutumpahkan, bagian tubuh akan kupisahkan

Apa yang kau inginkan?

Aku menjawab, ingatlah aku

Lumpuh tak berdaya di dunia yang bukan milikku

Tak mampu mengingat siapa diriku

Dalam perangkap sepi yang orang lain siapkan untukku

Jangan lihat aku , jangan cari aku

Ingatlah aku, untukku

Ingatlah aku

Senyata diriku yang dulu



Fakta : 

Vigil (Latin, berarti bangun atau tidak tidur, ) adalah periode terjaga yang dilakukan untuk berdoa,berduka, atau refleksi diri. Biasanya dikaitkan dengan ritual relijius.




 






 





Jumat, 24 Oktober 2014

RANCANGAN PROYEK KELOMPOK 9 MK KREATIVITAS



Kelompok 9

M.Oktorianta.B 11-119

A.    Latar belakang.

Ø  Pengertian stress.

Stress secara umum adalah suatu keadaan dimana kita mempersepsikan kesenjangan antara sumber daya yang kita punya dengan tuntutan keadaan. Stress bisa dibagi 2 yaitu physical atau fisik dan psychological atau psikologis. Suatu keadaan atau kejadian yang memicu stress disebut stressor. Hal hal seperti pekerjaan, tugas kuliah, keadaan keluarga , atau bahkan suhu panas dan macet adalah stressor yang umum terjadi di kehidupan kita sehari hari.

Ø  Bunuh diri di Indonesia.

Fenomena bunuh diri di kalangan remaja di Indonesia dari bulan januari sampai juni 2012 saja tercatat hingga 20 kasus (Komnas Anak). Dari kasus itu pemicu bunuh diri terbanyak adalah masalah cinta remaja (8 kasus) , masalah ekonomi (7 kasus), masalah keluarga (4 kasus) dan masalah sekolah (1 kasus).
Dari situ bisa kita lihat bahwa stressor yang ada sehari hari pun sudah memungkinkan untuk jadi pemicu bunuh diri pada mereka yang rentan. Remaja yang sedang dalam masa peralihan yang kita tahu tidak mudah, bisa menambah resiko prilaku membahayakan diri apabila tidak mampu mengelola stressnya dengan baik.

Ø  Pengertian sosialisasi

Brim (1966) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan, kemampuan dan dasar yang membuat mereka mampu atau tidak mampu menjadi anggota dari suatu kelompok. Bisa kita simpulkan bahwa sosialisasi adalah proses asimilasi dan akomodasi nilai dan norma yang dibutuhkan untuk menjadi anggota suatu kelompok (masyarakat).

B.     Tujuan kegiatan.

·       Memberi edukasi terhadap mahasiswa pada khususnya untuk dapat lebih sensitive mengenali individu individu yang rentan dalam melakukan prilaku membahayakan diri.
·      Sebagai masukan bagi kelompok dan kelas tentang metode sosialisasi suicide awareness  yang baik pada mahasiswa, terkhusus mahasiswa psikologi.

C.     Rancangan kegiatan.

Pada awalnya kelompok ingin melakukan semacam edukasi menggosok gigi yang baik dengan target anak-anak. Namun, karena kurangnya referensi kami mengenai hal tersebut salah satu dari anggota mengemukakan ide mengenai sosialisasi “suicide prevention” pada mahasiswa.
Dasarnya adalah, kita sebagai mahasiswa psikologi yang mempelajari proses mental manusia tentu diharapkan setidaknya dapat mengenali meskipun secara kasar, individu yang rentan melakukan prilaku ini. Meskipun tentu untuk penanganan yang baik akan dibutuhkan skill dan pengetahuan yang melampaui jenjang pendidikan S1 namun, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan awareness pada kita semua tentang fenomena bunuh diri.

D.    Metode.

Kelompok berencana menggunakan media video yang berisi konten mengenai sosialisasi bunuh diri dalam kemasan drama musikal. Hal ini dirumuskan setelah melalui proses inkubasi ide, diketahui bahwa 2 dari 4 orang kelompok kami memiliki kemampuan menyanyi yang baik, sehingga kelompok memutuskan untuk mengeksploitasi kelebihan ini.


REVIEW DAN EVALUASI KELOMPOK 9



Teori 4P Pada Produk Kreatifitas Kelompok 9

Ø  Pribadi

Setiap anggota memiliki keunikan dan bakat masing-masing. Ada yang mampu olah vokal, editor video, bahkan idealisme yang berbeda dari masing-masing anggota kelompok. Namun, perbedaan tersebut tidak menjadi hambatan kelompok untuk menghasilkan sebuah produk kreatif. Perbedaan tersebut justru dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah ide, dimana keunikan masing-masing mkelompok disatukan untuk menghasilkan sebuah ide kreatif. Disamping itu, masing-masing anggota dalam kelompok tidak mau hanya melakukan apa yang biasa dilakukan, melainkan ada keinginan dalam setiap anggota kelompok untuk lebih eksplor dan mengaktualisasikan diri akan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Melalui pertimbangan kondisi ini, serta mempertimbangkan ide demi ide yang diusulkan, kelompok sepakat untuk menghasilkan sebuah produk kreatif dalam hal seni peran (akting). Namun karena kelompok juga masih baru belajar dalan bidang ini, kelompok sepakat untuk menuangkannya dalam bentuk vidio. Hal ini dikarenakan melalui proses pembuatan video, kelompok bisa mengevaluasi adegan demi adegan untuk mendapatkan scene yang maksimal dari adegan yang kami perankan.

Ø  Press:
 
Yang menjadi pendorong kami, pertama adalah bagaimana kelompok menghasilkan sebuah produk kreatif melalui sebuah kerja tim, yang biasanya masing-masing anggota kelompok biasanya mengembangkan potensi kreatif secara individu. Idealisme anggota kelompok menjadi tantangan, yaitu bagaimana mempersatukan perspektif masing-masing anggota kelompok agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. Kedua, akting yang baru petama kali dilakukan oleh setiap anggota kelompok menjadi kesulitan dalam proses pelaksanaan video ini. Karena hal ini benar-benar diluar zona nyaman dan kemampuan masing-masing anggota. Ketiga, kesulitan untuk mempertahankan detail video, yang dilakukan di dua tempat yang berbeda. Bagaimana kelompok harus peka pada waktu pengambilan gambar (siang/sore/malam), serta detail-detail lainnya seperti properti, tata letak, karakter peran, dan hal lain yang mendukung kesesuaian dengan jalan cerita dan tujuan pembuatan video.

Ø  Proses 

      1. Pertama kelompok melakukan sharing mengenai ide cerita yang akan dibuat.  

      2. Setelah ide cerita mengenai suicide prevention disepakati, kelompok membuat naskah/script yang menjadi jalan cerita dan konsep video ini  

    3. Setelah jalan cerita ditentukan, kelompok membagi peran dan kontribusi selama proses pelakasanaan pembuatan video, yaitu sebagai berikut:  

  • Okto sebagai strory teller, editor, dan berperan sebagai pemeran utama dalam video
  • Simson mengambil bagian setting, properti, dan artistik, dan berperan sebagai personifikasi depresi pemeran utama.
  • Rifani mengambil bagian musik, lagu, dan stylist (pengarah gaya, ekspresi, dsb), dan berperan sebagai personifikasi depresi pemeran utama
  • Agnes berperan sebagai kameramen utama, dan berperan sebagai deuteragonist (karakter kedua terpenting)  dalam video.
4. Kelompok mulai  melakukan persiapan untuk mengambil scene, seperti mempersiapkan peralatan  (kamera), lokasi, pakaian, dan properti lain yang digunakan.

     5. Kelompok mulai melakukan pengambilan gambar di lokasi pertama, yaitu di rumah pemeran utama (Okto) tepatnya di bagian kamar tidur untuk mengambil scene pemeran utama mulai bagun tidur hingga aktifitas untuk mengawali rutinitas kesehariannya.  Di lokasi ini juga sekaligus diambil potongan scene pemeran utama kembali setelah melakukan aktifitas kesehariaanya, dan scene intensi pemeran utama untuk bunuh diri (adegan klimaks)
     
     6.  Setelah scene pada lokasi pertama diambil, kelompok berangkat ke kampus (fakultas psikologi usu) untuk mengabil scene berikutnya, yaitu scene yang menggambarkan depresi pemeran utama, dan closing statement oleh kelompok. Awalnya kelompok berencana menggunakan ruangan b.2.7. Namun diluar perkiraan kelompok, ruangan tersebut tidak kondusif untuk mengambil scene dikarenakan ada kegiatan lain yang sedang berlangsung di sekitar ruangan tersebut. Sehingga kelompok beralih ke ruangan C.3.1, untuk pengambilan gambar.

   7. Pengambilan gambar di lokasi kedua, terdapat beberapa perubahan dari rencana awal. Pertama, penggunaan properti seperti handphone, karena scene yang berkenaan dengan properti tersebut dianggap tidak terlalu penting dan memperlama durasi. Kedua, awalnya kelompok ingin menggunakan jasa figuran, namun karena di sekitar lokasi yang baru sedang tidak ada perkuliahan ataupun mahasiswa yang berlalu lalang, sehingga ada beberapa adegan yang harus potong dan diganti. Ketiga, ada scene yang seharusnya diambil di koridor, namun karena pengambilan gambar dianggap lebih cocok di dalam ruangan kelas, hal tersebut tidak jadi dilakukan

8. Setelah scene terkumpul, dilakukan proses editing dan penyatuan gambar menjadi sebuah video yang   utuh

Ø  Produk

Video dengan tema suicide prevention.


JALAN CERITA (Script)

Secara umum, cerita menggambarkan pria yang depresi.  Scene pertama diawali di ruangan kamar pemeran utama. Scene ini bertujuan untuk memperlihatkan karakter dan keseharian pemeran utama. Kelompok berusaha untuk memperlihatkan pemeran karakter utama yang sangat introvert dan memiliki permasalahan pribadi. Hal-hal yang mendukung dilakukan dengan membuat setting se-detail mungkin, seperti cermin yang sengaja ditutup dengan pakaian, semua bingkai foto sengaja diturunkan dan diletakkan dalam posisi tertutup. Ada juga adegan dimana pemeran utama membuang semua kartu identitas seperti SIM, KTP dan kartu mahasiswa. Setelah itu dilanjutkan dengan adegan pemeran utama menyembunyikan sebuah pistol yang menjadi alat yang mendukung dia nantinya akan bunuh diri. Adengan ini berupaya untuk menunjukkan adanya intensi pemeran utama untuk bunuh diri. Setelah itu bagian pertama diakhiri dengan pemeran utama keluar dari pintu untuk pergi beraktifitas (kuliah).

Bagian kedua beralih ke lokasi ruangan kampus. Pada bagain ini, ditunjukkan betapa depresinya pemeran utama. Personifikasi depresi tersebut diperankan olah dua orang yang bernyanyi. Lagu lagu dinyanyikan accapella, yaitu: depresi diariku (last child), lihatlah lebih dekat (sherina), dan berhenti berharap (SO7). Selain itu kelompok juga menggunakan media papan tulis yang menggambarkan depresi pemeran utama, yaitu keluarga, teman, cinta, bahkan Tuhan, yang dihapus oleh pemeran personifikasi depresi (rifani dan simson), hal ini adalah upaya untuk menggambarkan sebuah pemikiran pada pemeran utama bahwa tidak ada satupun yang peduli akan kondisinya, yang membuatnya semakin stress dan depresi. Scene selanjutnya yaitu adegan teriak, dan pertemuan pemeran utama dengan protagonis. Adegan ini percakapan antara pemeran utama dan protagonis, agnes (protagonis) mengajak okto (pemeran utama) untuk datang ke event yang diselenggarakan olehnya. Agnes melihat kto yang murung menggambar sebuah smiley senyum di bagian kanan kening okto tanpa disadarinya, karena tidak menghiraukan perbuatan agnes okto berniat pulang dan adegan yang dilakukannya adalah keluar ruangan.

Bagian ketiga okto sampai di rumah, membuka pintu kamar, meletakkan tas di kursi, lalu duduk di sofa. Disofa, ia kebingungan dan menunjukkan ekspresi depresi dan cemas, hal ini menunjukkan intensi pemeran utama untuk bunuh diri. Okto mengambil pistol yang disembunyikannya dibawah sofa dan mengarahkan mulut pistol kebagian bawah rahang nya. Okto semakin cemas, dan branjak dari sofa membuka tirai jedela kacanya sekedar memastikan tidak ada orang di sekitarnya yang akan menghalanginya untuk bunuh diri. Ketika ia beranjak sekilas ia melihat wajahnya di bagian cermin yang tidak tertutupi oleh kain. Penasaran akan gambar yang ada diwajahnya, ia menyingkapkan pakian yang menutupi keseluruhan kaca tersebut dan melihat wajahnya lebih dekat. Ia meliat smiley senyum yang digambar oleh pemeran protagonis sebelumnya. Ia tersenyum, melihat pistolnya, meletakanya dan mengurungkan niatnya bunuh diri. Hal ini adalah upaya untuk menunjukkan bahwa salah satu pencegahan bunuh diri adalah kita sebagai lingkungan yang harus memberi respon dan sikap positif pada semua orang, dalam hal ini menunjukkan afeksi dan afiliasi pada osetiap orang. Klimaks dilakukan dengan menyorot gambar pistol yang diletakan oleh pemeran utama.
Bagian keempat closing statement, dilakukan oleh setiap anggota kelompok yang berbicara bergantian mengenai fenomena bunuh diri dan pencegahannya. Ucapan terimakasih dan diakhiri dengan bernyanyi bersama “salam bagi sahabat” oleh glen fredly

EVALUASI

Ketika pemutaran perdana Film ini di kelas mata kuliah kreativitas. Ada beberapa feedback yang kami dapatkan dari audiens. Contohnya :

1.  Konsep dan eksekusi film sudah bagus namun ada elemen cerita yang kurang. karena ketidak jelasan penyebab depresi si tokoh utama. Evaluasi ini kami terima sebagai evaluasi yang membangun, meski konsep film kami memang memberikan perspekstif seluas mungkin kepada audiens yang merupakan mahasiswa psikologi yang kami percaya tidak perlu lagi penjelasan mengenai stress dan elemen elemennya.

2.    Apresiasi dari teman teman yang memuji konsep kontemplasi dengan papan tulis dan drama musikalnya begitu juga dengan konsep video secara keseluruhan.

Kemudian atas instruksi Ibu Dina kami mengupload Film kami ke website youtube dan memposting di grup Satukan Hati demi mendapat feedback dari para civitas academia kampus psikologi. Respon yang kami dapatkan kebanyakan mengomentari konsep produk yang tidak biasa dan kehebatan penyanyi kami (Rifany dan Simpson). Dari hanya beberapa komentar tidak terlalu banyak kesimpulan yang bisa kami dapat selain pujian dari performa kami dalam film.

Secara keseluruhan, beberapa poin evaluasi yang kami dapat baik dari feedback maupun introspeksi dalam kelompok adalah :

1.      Konsep kami sudah baik, namun konten yang diproduksi masih sangat psikologi, sehingga masyarakat awam akan sulit untuk mencerna film kami. Meskipun target audiencenya memang para psikolog atau calon psikolog.

2.      Kurangnya kemampuan teknis jadi penghalang untuk kualitas produksi yang baik. Baik itu kemampuan acting, directing dan editing. Kami ingin mencoba hal baru , namun mestinya kami bisa lebih menyiapkan diri dan meningkatkan kompetensi.

Demikian evaluasi dari kelompok kami, tentu baik produk kami maupun kami sendiri tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan untuk itu kami minta maaf. Namun melihat kebelakang, kami berkreasi dengan senang dan kami bangga akan produk yang kami hasilkan.

Sabtu, 08 Juni 2013

TESTIMONI KULIAH ONLINE

Pada kuliah online tanggal 7 juni 2013, saya tidak terlalu menikmati kuliah tersebut dikarenakan keterbatasan pengetahuan tentang excel sehingga sangat menyulitkan saya dalam membuat tugas yang diberikan, sehingga di tengah proses saya mengganti excel dengan word, kalau tidak, tugasnya tidak akan selesai sama sekali. tapi secara keseluruhan, kuliah online ini cukup menarik dan tugasnya selesai dengan lumayan baik walaupun tidak selesai semua.

Minggu, 05 Mei 2013

LAPORAN OBSERVASI


 KELOMPOK 10

M.Oktorianta.Bangun (11-119)





PENDAHULUAN


Pedagogi adalah seni dalam mengajar, dimaksudkan agar kita mampu mengintegrasikan sebuah proses belajar mengajar sebagai sebuah seni, sehingga memungkinkan bagi proses pembelajaran untuk menjadi menyenangkan dan efektif dalam waktu bersamaan.
Dalam era globalisasi seperti sekarang, sudah tidak lagi bijak untuk membiarkan guru atau pengajar menjadi pusat dari proses pendidikan melainkan si peserta didik itu sendirilah yang menjadi pusat dari proses pendidikan. Karena seiring berjalannya waktu,teknologi semakin berkembang, ilmu ilmu yang diajarkan pun semakin berkembang, oleh karenanya update mengenai ilmu dan metode pedagogi pun harus terus dilakukan.
Arus informasi yang serba mudah dan terbuka sekarang ini memungkinkan kita mengakses informasi yang luas hanya dengan koneksi internet atau televisi, penggunaan teknologi semacam komputer,modul belajar, laboratorium menjadi wajib, jika ingin bersaing dalam dunia pendidikan yang kompetitif. Maka kamipun beride menggunakan semacam modul belajar yang dibuat sendiri dengan bentuk yang menarik agar lebih mudah bagi subjek yang masih anak anak untuk mencerna pelajaran. Pemilihan subjek bahasa inggris untuk diajarkan juga relevan dengan keadaan ssekarang, bahasa inggris dianggap sudah wajib, dan menguasainya sudah bukan kelebihan lagi. Oleh karena itu penting untuk mengembangkan metode belajar bahasa inggris yang menarik terutama untuk anak anak, karena mereka lebih mudah diajarkan bahasa ketimbang orang dewasa.

TUJUAN

  •  Memenuhi tugas mata kuliah paedagogi TA 2012/2013

  •  Mendapatkan data yang relevan dalam memenuhi tugas tsb


MANFAAT

  • Menambah pengalaman terkait dengan mata kuliah paedagogi

  • Memberi gambaran langsung terkait situasi dilapangan,sehingga memudahkan peserta didik untuk paham konsep mata kuliah ini



LANDASAN TEORI


  1. Kaitannya dengan tinjauan pedagogi tik, dan fenomena kontemporer


Bagaimana guru mengetahui apa yang anak butuhkan? Pada akhirnya semua tergantung pada bagaimana anak bisa menggunakan materi yang diajarkan diluar kelas, kami emngajarkan bentuk paling sederhana dari kalimat bahasa inggris dan meminta mereka membahasakannya supaya mereka paham dan mampu menggunakannya diluar kelas.kami juga menggunakan metode ajar reflektif dimana anak banyak melakukan sendiri hal hal yang diajarkan, dan mengembangkan pengetahuan yang sudah mereka miliki dalam kaintannya dengan materi yang kami ajarkan.

Metode ajar yang fun dan menggunakan modul ajar yang beraneka warna, kami rasa paling cocok diterapkan pada anak anak seperti febby dan aga, karena jelas, mereka gampang bosan, untuk itu banyak improvisasi yang dilakukan demi menjaga mood mereka. Dari observasi juga terlihat, bahwa anak anak ini punya banyak energi, sehingga tepat untuk meminta mereka melakukan hal hal yang bisa dipetik pelajaran darinya. Akan lebih mudah untuk mengenalkan pada mereka masalah masalah yang faktual dan mengajari mereka cara menyelesaikannya secara mandiri.



            2.  Pedagogi dan kaintannya tengan kajian teoretis dan prinsip prinsip pedagogis



Pedagogi teoretis adalah bagaimana teori pedagogi itu sebagai cabang ilmu ilmiah ,sementara pedagogis adalah kata sifat yang berartis sesuatu yang bersifat pedagogi.  Dalam kaitannya dengan mata kuliah pegagogi fakultas psikologi USU TA.2012-2013 Ibu Filia Dina Anggreini sebagai seorang pelaku pedagogi memberikan metode ajar yang personal dan intim pada kelasnya. Metode ajar yang mainly student centered dan menjadikan dirinya sebagai fasilitator.
Beliau juga menggunakan metode blended lerning dan menyeragamkan metode pendidikan dengan praktek langsung dilapangan atau menggunakan teknologi sebagai sarana ajar, dalam hal ini teknologi informasi. Metode seperti ini mampu membentuk siswa untuk memcahkan masalah secara mandiri dan menggunakan sebanyak mungkin media untuk memanifestasikan solusi yang dibutuhkan dalam hal ini kami bekeja dalam kelompok untuk menjadi pelaku pedagogi secara first hand dan semua yang beliau ajarkan terbukti sangat berguna dalam penyelesaian tugas observasi kali ini.
Secara keseluruhan mata kuliah pedagogi fakultas psikologi USU TA 2012-2013 telah konsisten dalam kaintannya dengan pegagogi teoretis dan prinsip prinsip pedagogis.




PELAKSANAAN


  
Hari dan tanggal : Sabtu 6 april 2013

Tempat : Rumah Okto Jl. Balam No 36 A

Peserta : Direncanakan 5 orang anak namun karena satu dan lain hal hanya 2 yang hadir yaitu Aga dan       Febby

Alat dan Bahan :


Pensil 
Penghapus  
Pensil warna / Crayon 
Kertas Gambar  
Meja dan Kursi 
Reward (minuman ringan dan makanan kecil)Kamera/tablet  
Modul belajar 

Perincian Dana : 

Alat tulis : Rp.30.000
Stereofoam : Rp.14.000
Snacks : Rp. 80.000


HASIL


LAPORAN


Dari hasil observasi yang dilakukan tanggal 6 april 2013 di rumah M.oktorianta didapati bahwa ada komplikasi yang terjadi pada peserta observasi, hanya ada 2 anak yang hadir Febby dan Aga namun show must go on. kegiatan kami awali dengan briefing mengenai apa saja yang harus mereka perhatikan dan melakukan beberapa persiapan. subjek di instruksikan untuk menggambar objek yang mereka sukai dan kemudian akan kami ajarkan beberapa tenses dan cara menggunakannya, kemudian subjek dibimbing untuk menggunakan kata bahasa inggris objek tersebut dalam tenses. Subjek juga dibimbing untuk mendeskripsikan objek pada gambar sesuai persepsi mereka dalam bahasa inggris yang relevan dengan materi yang diberikan. Winda menggunakan modul ajar yang dibuat sendiri dengan stereofoam, berisikan materi sederhana yang dibuat secara menarik sebagai referensi untuk subjek. 


Saya dan winda mengajarkan subjek secara individual, karena alasan kenyamanan kedua subjek.


 gambar Febby




gambar Aga






Modul belajar



Beberapa hasil observasi langsung para subjek selama proses belajar mengajar belangsung :

Aga 

·          Terlihat sangat gugup dan menutup diri
·         Sempat tidak mau melakukan instruksi
·         Butuh rangsangan tambahan dalam menggambar ( kami menggunakan laptop untuk merangsang imajinasinya mengenai pesawat tempur yang dia suka )
·         Mulai bersemangat saat menggambar
·         Sedikit melakukan kontak mata
·         Gelisah dan lasak, ketika dia sudah selesai
·         Tidak komunikatif
·         Merespon cukup baik dan cepat ketika diajarkan
·         Tidak mau berinteraksi dengan febby (malu malu)







Febby 

·         Jarang bicara kecuali pada winda
·         Mau memulai kontak dengan aga
·         Tidak banyak bergerak atau protes
·         Menangkap pengajaran dengan cepat
·         Sedikit melakukan kontak mata
·         Tidak komunikatif
·         Mendetail dalam pekerjaannya





 Dari sisi pengajar

Winda 

·         Banyak berinteraksi dengan febby
·         Mampu memberi instruksi dan persentasi yang jelas
·         Bisa ngemong dan membujuk anak supaya kooperatif

Okto

·         Banyak berinteraksi dengan aga
·         mampu membujuk aga agar kooperatif
·         Mencoba untuk mennghibur aga supaya kooperatif
·         Mencoba mengendalikan situasi

Rajif

·         Mendokumentasikan proses observasi dengan video dan kamera
·         Memberi reward pada anak didik
·         Menyiapkan sarana dan prasarana
      

      Cuplikan video yang kami rekam selama proses berlangsung bisa dilihat disini


EVALUASI

Secara keseluruhan, proses pengajaran berjalan cukup baik meskipun hanya dengan 2 anak. Keduanya pada akhirnya mampu kooperatif dan responsif terhadap proses belajar mengajar. Keduanya juga mampu membuat kalimat sederhana sesuai dengan yang kami ajarkan. 

Kendala yang ada dalam proses observasi diantaranya :

·          Aga sempat menolak ikut observasi
·         Perlu upaya persuasif untuk aga supaya tertarik ikut
·      Menjaga mood anak anak, dan menjaga supaya mereka tidak bosan, perlu usaha lebih untuk mencairkan suasana. (video youtube sempat diputarkan untuk aga supaya dia tetap on)
·         Anak yang hadir hanya 2
     
    Tambahan, salah satu yang paling penting dalam tugas semacam ini adalah mental pendidik yang harus dikondisikan sedemikian rupa agar siap menerima segala situasi, yang mungkin belum kami miliki, oleh karenanya dibutuhkan pengalaman yang lebih banyak mengenai proses belajar mengajar, juga yang penting adalah kesiapan logistik dan perencanaan yang lebih matang.  

TESTIMONI

WINDA

    Kegiatan observasi dan pembelajaran ini menguras waktu, tenaga, dan pikiran bahkan emosi. Namun, pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari proses ini tidak ternilai harganya. Saya belajar tentang kesabaran bahwa walaupun kita sudah membuat rencana yang matang, tidak akan selalu mudah untuk mengaplikasikannya secara nyata. Apalagi ketika terdapat beberapa rencana yang belum matang, akan menjadi lebih sulit. Saya kini menyadari, mengajar adalah pekerjaan yang sulit. Namun, dengan belajar dan terus belajar mengajar akan memasuki jiwa saya (ceile :p). Saya mau mengajar lagii !! \(^o^)/

RAJIEF

     Tugas kali ini sangat sulit bagi kami, karena kami kurang mempersiapkan diri. Kami juga kurang berpengalaman dalam tugas kali ini. Tapi tugas kaliini cukup merangsang imaginasi dan pandangan kami tentang apa yang kami lakukan di masa yang akan datang.

OKTO

       Tugas yang menyenangkan sekaligus menegangkan, karena sejujurnya saya tidak terlalu menyukai anak anak. ada waktunya mereka menyenangkan, ada juga yang tidak, saya takut tidak mampu menghandle mood mereka atau memebuat mereka bosan. cukup beralasan karena rencana kami juga berantakan dengan tidak hadirnya 3 anak lagi. tapi itu yg terbaik yang bisa kami berikan saat ini, yang saya pikir cukup memuaskan.